Setiap akan masuk waktu shalat, maka kita akan mendengarkan
suara azan dikumandangkan. Kamu juga pasti sering mendengar seruan azan di
daerah tempat tinggalmu.
Azan artinya pemberitahuan masuknya waktu shalat dengan
redaksi tertentu. Sedangkan orang yang bertugas mengumandangkan azan dinamakan
muazin.
Tapi..tahukah kamu bagaimana kisah azan pertama kali
dikumandangkan?
Yups...berikut ini saya mau berbagi kisah bagaimana azan pertama kali dikumandangkan.
Kisah tersebut saya temukan di sebuah
buku kumpulan hadits.
Have enjoy with this story......
Awal Mula Azan Dikumandangkan
Azan mulai disyariatkan pada tahun ke-1 Hijrah.
Dulu, kaum muslim berkumpul, mengira-ngira waktu shalat lalu
melakukan shalat. Tidak seorangpun yang melakukan untuk panggilan shalat.
Suatu hari mereka membicarakan hal itu, ada yang mengusulkan,
“Pergunakanlah lonceng seperti lonceng orang-orang Nasrani, ada yang
mengusulkan, “Lebih baik menggunakan terompet seperti terompet orang-orang
Yahudi.”
Umar r.a mengusulkan, “Mengapa kalian tidak menyuruh
seseorang melakukan panggilan untuk shalat?” maka Rasulullah saw bersabda,
“Hai Bilal berdirilah dan lakukan panggilan untuk shalat.”
( H.R Ahmad dan Bukhari )
Ketika Rasulullah saw menyuruh menyiapkan lonceng untuk dipukul
guna menghimpun kaum muslim untuk shalat ( Riwayat lain berbunyi, “Beliau
sendiri tidak suka dengan lonceng itu karena menyerupai orang-orang Nasrani )
tiba-tiba, di waktu aku tidur, aku dikelilingi seorang laki-laki yang membawa
sebuah lonceng di tangannya.
Aku katakan kepadanya, “Hai hamba Allah, apakah
engkau bersedia menjual lonceng itu?”
Ia menjawab, “Untuk apa?” aku menjawab, “Untuk panggilan shalat.”
Ia berkata, “Maukah kamu ku tunjukkan yang lebih baik dari
itu?”
Aku berkata,”Tentu.”
Ia berkata, “Ucapkanlah,
Allahu Akbar, Allahu
Akbar, ( Allah Maha Besar )
Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu alla ilaha illallah,
( Aku Bersaksi Bahwa Tiada Tuhan Selain Allah )
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah
( Muhammad itu Utusan Allah )
Hayya ‘alash-shalah,
Hayya ‘alash-shalah, ( Marilah
kita shalat )
Hayya ‘alal-falah,
Hayya ‘alal-falah, ( Marilah
Menuju Kemenangan )
Allahu Akbar, Allahu
Akbar, ( Allah Maha Besar )
Laa ilaha illallah ( Tiada Tuhan selain Allah )
Kemudian, ia melangkah sedikit mundur dan berkata, “Jika
shalat hendak dimulai ucapkanlah,
Allahu Akbar, Allahu
Akbar, ( Allah Maha Besar )
Asyhadu alla ilaha illallah, ( Aku Bersaksi Bahwa Tiada Tuhan
Selain Allah )
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, ( Muhammad itu Utusan
Allah )
Hayya ‘alash-shalah,
( Marilah kita shalat )
Hayya ‘alal-falah, (
Marilah Menuju Kemenangan )
Qad qamatish shalah, Qad qamatish shalah,
Allahu Akbar, Allahu
Akbar, ( Allah Maha Besar )
Laa ilaha illallah ( Tiada Tuhan selain Allah )
Pagi harinya aku menghadap Rasulullah saw dan menceritakan
mimpi yang aku alami. Nabi saw bersabda, “Insyaallah, sesungguhnya itu mimpi yang
benar. Berdirilah dengan Bilal dan
ajarkanlah kepadanya, lalu biarkan dia yang melakukan azan karena suaranya
lebih baik dan lebih lantang dibandingkan dengan suaramu.”
Aku pun berdiri bersama Bilal dan aku ajarkan kepadanya. Dan
ia yang mengumandangkan azan. Umar ra yang berada di rumah langsung ke mesjid
sambil menyeret kainnya dan menghadap Nabi saw lalu berkata,
“Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran aku juga
bermimpi seperti mimpi yang dia alami. Nabi saw bersabda, “Alhamdulillah.”
( H.R Ahmad, Abu Dawud,
Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, dan Tirmidzi ) menurut Tirmidzi hadist ini hasan
shahih.
Selain sebagai pengingat akan masuknya waktu shalat, azan juga
mempunyai beberapa keutamaan serta para muazin mendapat tempat dan derajat
istimewa dihadapan Allah swt. Berikut ini beberapa keutamaan azan dan para
muazin :
Keutamaan Azan Dan Para
Muazin
Abu Huairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Seandainya orang-orang mengetahui apa yang terdapat pada
azan dan shaf pertama, kemudian tidak ada cara untuk mendapatkannya kecuali dengan melakukan undian, niscaya
mereka akan melakukan undian. Seandainya mereka mengetahui apa yang ada pada
menyegerakan shalat zuhur, tentu mereka akan berlomba-lomba untuk melakukan
itu. Dan jika mereka mengetahui apa yang terdapat pada shalat isya dan shalat subuh, pasti mereka mendatanginya,
meskipun dengan merangkak.”
( H.R Bukhari dan
lainnya )
Barra’ bin Azib r.a meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw
bersabda,
“ Sesungguhnya Allah swt memberikan berkah kepada mereka yang
berada di shaf pertama dan para malaikat berdoa untuk mereka. Seorang muazin
diampuni dosanya sepanjang suaranya, ucapannya dibenarkan oleh para
pendengarnya, baik dari kalangan tumbuhan yang basah maupun yang kering, dan ia
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang shalat bersama-sama.”
( Menurut Mundziri,
hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Nasa’i
dengan sanad yang baik )
Anas R.a meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda,
“Doa yang dibaca diantara azan dan iqamat tidak akan
ditolak.”
( H.R abu Dawud,
Nasa’i, dan Tirmidzi ) menurut Tirmidzi hadist ini shahih.
“Lantangkanlah suaramu ketika mengumandangkan azan, sebab
siapapun yang mendengar suara muazin baik dari kalangan jin, manusia, maupun
benda mati, ia akan menjadi saksi pembela bagi muazin di hari kiamat kelak.”
Makna Pengazanan Di Telinga Bayi
Di dalam ajaran islam, kita juga menemukan bahwa ketika bayi
lahir ke dunia, maka sang ayah dari bayi tersebut wajib mengazankan di telinga kanan sang bayi dan iqamat di telinga kiri.
Menurut Ad – Dahlawi, pengazanan di telinga kanan pada bayi
dan iqamat di telinga kiri mengandung beberapa tujuan :
- Azan adalah termasuk syiar islam
- Azan adalah pengusir setan, sedangkan setan langsung menggoda anak manusia sejak dilahirkan. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa begitu bayi lahir setan langsung mengganggu sehingga bayi menjerit , kecuali kelahiran Maryam dan putranya
- Supaya ucapan pertama kali yang membuka pendengaran anak manusia yang baru dilahirkan adalah kalimat tentang keagungan Allah swt dan kalimat syhadat sebagai kunci memasuki kehidupan dunia sebagaimana kalimat itu dipergunakan sebagai kunci masuk islam.
- Diharapkan dapat meninggalkan kesan dan pengaruh positif dalam jiwanya.
- Agar ajakan dan seruan ke jalan Allah swt dalam dirinya dapat didahului dari pada seruan kejalan kesesatan.
***
thanks
ReplyDelete